Cinta kepada Alloh akan timbul kalau kita sudah mengenal Alloh dengan baik. Sama seperti orang-orang yang sedang jatuh cinta. Orang tidak jatuh cinta begitu saja. Ada keistimewaan tertentu pada seseorang sehingga ia dirindukan oleh orang-orang yang mencintainya. Setelah tahu keistimewaannya, ia akan dikenal jauh tentang ciri-cirinya, kebiasaannya, perilakunya, kegemarannya, dan lain-lain. Hal ini akan melahirkan cinta yang mapan.
Mencintai Alloh tentu tidak sama dengan mencintai manusia. Namun landasannya tetap, yakni seberapa jauh kita mengenal Alloh. Bagaimana akan tumbuh cinta pada Alloh jika kita tidak kenal siapa Alloh? Apa keistimewaan-keistimewaan, keagungan, kesempurnaan, dan sifat-sifat Ketinggian lainnnya? Cinta akan tumbuh ketika kita mengenal dengan benar sifat-sifat kesempurnaan Alloh.
Jalan untuk mengenal Alloh tiada lain selain dengan terus memperbanyak ilmu tentang Alloh. Bahkan ilmu tentang ma'rifatulloh (mengenal Alloh) ini menurut Imam Al-Ghozali adalah ilmu wajib yang harus kita prioritaskan sebelum ilmu-ilmu yang lain.
Menyembah (ibadah) kepada Alloh adalah perintah bagi seluruh manusia. Dan ibadah itu adalah sesuatu yang universal untuk semua kaum di muka bumi. Apa artinya ibadah jika kita tidak kenal siapa yang kita ibadahi? jangan-jangan niat hati menyembah Alloh namun karena salah ilmu kita justru bermaksiat pada-Nya. Itulah perlunya ilmu mengenal Alloh sebagai Robb yang kita ibadahi.
Mencari ilmu ma'rifatulloh ini perlu didahulukan. Hal itu bisa kita lakukan deengan cara datang ke majelis-majelis ta'lim, membaca buku, silaturahmi dengan para ulama, dan lain-lain. Mencari ilmu adalah kemuliaan yang tiada bandingnya. Kita harus terus punya komitmen untuk mengumpulkan referensi-referensi dari para ulama yang mencintai Alloh. Sebab dengan membaca karya-karya mereka, kita akan semakin termotivasi untuk lebih mencintai Alloh.
Rosululloh SAW bersabda, "Barang siapa menempuh suatu jalan yang dengan jalan itu dapatkan ilmu, maka Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (al-Hadits). Tidak peduli seberapa pun ilmu yang kita dapat, yang pasti kesungguhan kita itu akan membawa kemudahan untuk meraih samudera rahmat Alloh di surga nanti. Insya Alloh.
Para ulama dahulu membutuhkan pengorbanan fisik yang luar biasa untuk mencari ilmu. Hari ini kita mendapat banyak kemudahan. Al-Qur'an sudah ada dengan terjemahnya, tafsirnya, dan perincian-perinciannya. Kitab-kitab hadits sudah tersusun rapi dengan banyak corak dan cetakannya. Kita tidak perlu ikut menyusun itu semua, hanya tinggal pakai. Logikanya, kualitas ilmu kita harus lebih baik dari para pendahulu kita. Tapi kenyataannya cenderung terbalik, semakin banyak kemudahan justru semakin lemah kegigihan kita.
Untuk cinta kepada Alloh, kita harus mengenal-Nya. Tentu saja, untuk mengenal Alloh kita harus tahu ilmunya. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mengenal Alloh. Jika kita sungguh-sungguh dan mau sedikit berkorban, Alloh akan menunjukkan jalan. Mujahadah atau kesungguhan akan membuahkan hidayah dan kebersamaan Alloh dalam setiap langkah hidup kita.
Tapi jika kita sudah tahu ilmunya, kita masih harus berjuang dengan terus istiqomah berusaha mangamalkan ilmu itu secara ikhlas. Dan tentu saja semua ini harus kita jalankan secara ikhlas bukan atas dasar riya'. Inilah yang perlu kita tempuh agar kita bisa cinta dan kemudian dicintai oleh Alloh. Kita harus mengenal-Nya dengan ilmu, melaksanakan ilmu itu dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Insya Alloh kita akan ditolong oleh Alloh.